AS dan Jepang Sepakat untuk Mengatasi Mata Uang dan Dampak Ekonomi Dari Perang Ukraina

- 13 Juli 2022, 16:00 WIB
Menkeu AS Janet Yellen.
Menkeu AS Janet Yellen. /Reuters/Jonathan Ernst/File Photo/

Baca Juga: Belum Nonton Stranger Things 4? Begini Akhir dari Cerita: Kematian dan Kehancuran

"Saya tidak mengatakan bahwa $40 atau sekitar Rp600.000 adalah angka yang tepat," katanya. "Kami belum memutuskan berapa angka yang tepat."

Harga minyak global dapat melonjak 40 persen menjadi sekitar $ 140 atau sekitar 2 juta rupiah per barel jika batas harga yang diusulkan pada minyak Rusia tidak diadopsi.

Bersama dengan pengecualian sanksi yang akan memungkinkan pengiriman di bawah harga itu, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS sebelumnya.

Baca Juga: Belum Nonton Stranger Things 4? Begini Akhir dari Cerita: Kematian dan Kehancuran

Pejabat AS itu mengatakan tujuannya adalah untuk menetapkan harga pada tingkat yang menutupi biaya produksi marjinal Rusia sehingga Moskow diberi insentif untuk terus mengekspor minyak.

Tetapi tidak cukup tinggi untuk membiarkannya mendanai perangnya melawan Ukraina.

Menteri keuangan Jepang, yang telah melepaskan tembakan peringatan baru terhadap pelemahan yen yang diperbarui sebelumnya pada hari Selasa, mengatakan dia mengatakan kepada Yellen bahwa pemerintahnya prihatin dengan pelemahan cepat mata uang baru-baru ini.

Baca Juga: Chungha Rilis Full Album Kedua Bertajuk Bare and Rare Pt.1, Ingin Lebih Eksplor Tentang Dirinya

"Seperti yang disetujui G7, volatilitas berlebih dan pergerakan yang tidak teratur dapat merusak stabilitas ekonomi dan keuangan, dan kami dengan hati-hati mengawasi pasar dengan rasa urgensi yang tinggi," kata Suzuki kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.

Halaman:

Editor: Suci Lestari

Sumber: Reuters.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini