3 Fenomena Alam yang Menjadi Penyebab Hujan Saat Musim Kemarau, Apa Saja?

- 19 Juli 2022, 20:26 WIB
Ilustrasi Berkendara di tengah hujan - 3 Fenomena Alam yang Menjadi Penyebab Hujan Saat Musim Kemarau
Ilustrasi Berkendara di tengah hujan - 3 Fenomena Alam yang Menjadi Penyebab Hujan Saat Musim Kemarau /Labskiii/Pexels

PORTAL GROBOGAN - Masyarakat banyak yang bertanya mengenai mengapa di musim kemarau masih saja hujan.

Penjelasan mengenai hal tersebut telah diungkapkan oleh wakil meteorologi BMKG.

Diketahui bahwa sampai saat ini yang seharusnya musim kemarau dapat dijumapi hujan ringan bahkan hujan lebat.

Baca Juga: 5 Contoh Yel-Yel untuk Kegiatan MPLS Menarik, Lucu, dan yang Pasti Unik

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan yang terkait hal tersebut.

Dikutip Portal Grobogan dari Antara pada 19 Juli 2022 berikut penjelasan dari wakil meteorologi BMKG, Guswanto.

Munculnya hujan di pertengahan musim kemarau, kata wakil meteorologi BMKG, Guswanto, sebagai fenomena atmosfer pada skala global regional yang terjadi secara signifikan akhir - akhir ini.

Baca Juga: Kominfo Sebut PSE yang Belum Daftar Tak Langsung Diblokir, Ini Alasannya

Salah satu fenomena atmosfer yang dimaksud adalah La Nina yang masih sangat aktif bulan ini, bahkan jika telah memasuki kategori lemah.

Dari fenomena atmosfer, musim kemarau selalu diikuti oleh kedatangan hujan yang cukup signifikan.

"Kondisi ini masih mempengaruhi ppenyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," kata Guswanto, yang dikutip dari Antara News.

Baca Juga: Viral! Netizen Indonesia Dibikin Heboh Dengan Citayam Fashion Week di SCBD

lebih lanjut, Guswanto menyebut fenomena atmosfer berikutnya, Dipole mode yang terjadi pada wilayah Samudera Hindia hingga cukup berpengaruh terhadap peningkatan cura hujan di Indonesia bagian barat.

Selain itu, Guswanto juga menyebutkan fenomena gelombang atmosfer yang secara aktif meningkatkan pembentukan awan hujan.

Baca Juga: 4 Cara Mengakhiri Hubungan Toxic, Tanpa Bertengkar Apalagi Bermusuhan

“Adanya pola belokan angin dan area pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di selatan Sumatra dan di barat Jawa juga dapat meningkatkan potensi untuk membentuk awan awan hujan di wilayah tersebut didukung oleh suhu anomali di permukaan laut yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer, "jelasnya.

Baca Juga: Kominfo Beberkan Aplikasi yang Sudah Daftar PSE dan Lolos dari Blokir, Apa Saja?

Akhirnya, BMKG memprediksi kedatangan curah hujan masih mencapai sebagian besar Indonesia selama minggu mendatang, keduanya intensitas ringan hingga lebat.

BMKG, kemudian mengungkapkan penjelasan tentang potensi hujan selama minggu mendatang yang mencapai intensitas sedang-lebat, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Baca Juga: Mengenal PSE dan Alasan Mengapa Kominfo Memblokir Aplikasi, Cek yang Sudah Mendaftar Disini

Adapun intensitas ringan yang terjadi di beberapa daerah Indonesia, seperti Aceh, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Masih Soal PSE, Pengamat Nilai Usaha Pemerintah untuk Lindungi Masyarakat

"Sementara itu, wilayah Jabodatabek masih harus memwaspadai potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang pada siang-sore, terutama di wilayah barat, timur dan selatan," kata Guswanto.

Sementara itu, Guswanto mengakhiri imbauan BMKG sehingga masyarakat tetap menyadari sejumlah dampak buruk dari hujan selama musim kemarau itu.

"Simpan dan gunakan air dengan bijak. Supaya dampak kekeringan karena musim kemarau dapat dihadapkan bersama," katanya. ***

Editor: Suci Lestari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini