Keunikan Perayaan Idul Adha di Pulau Kangean Sumenep, Selalu dengan Sapi

- 11 Juli 2022, 08:27 WIB
Ilustrasi. Keunikan Perayaan Idul Adha di Pulau Kangean Sumenep, Selalu dengan Sapi
Ilustrasi. Keunikan Perayaan Idul Adha di Pulau Kangean Sumenep, Selalu dengan Sapi /Pixabay/IlonaBurschl/



PORTAL GROBOGAN - Pulau Kangean adalah pulau yang berada di timur laut dari daratan Sumenep dengan jarak sekitar 86 mil laut atau 160 KM.

Secara religius, warga Pulau Kangean dan sekitarnya hampir semuanya pemeluk Islam, khususnya berpaham ahlussunah waljamaah dengan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama.

Pulau Kangean dikenal sebagai penghasil ayam bekisar bersuara merdu. Meskipun pulau ini lurus utara-selatan dengan Pulau Bali, secara administratif pulau Kangean masuk waktu Indonesia bagian Barat atau WIB.

Pulau ini sangat banyak warga yang merupakan alumni dari Pondok Pesantren Sukorejo, Kabupaten Situbondo.

Baca Juga: Masjid Baiturrahman Denpasar Sembelih 36 Hewan Kurban, Alami Penurunan

Meskipun begitu penganut paham lain seperti Muhammadiyah juga ada di pulau itu dan momen Hari Raya Idul Adha sebagian warga Kangean merayakannya di hari berbeda.

Sejumlah masjid di sekitar Kota Kecamatan Arjasa sudah terdengar lantunan takbir sejak Jumat, 8 Juli 2022 malam, dan merayakan Idul Adha pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Sebagian besar warga pulau ini merayakannya pada Minggu, 10 Juli 2022, sesuai dengan keputusan pemerintah.

Baca Juga: Siap Pesta Daging Kurban, 5 Bahan Ini Membuat Olahan Daging Kambing Jadi Lebih Lezat

Sholat Id juga dilaksanakan di masjid pada hari Minggu, dimulai sekitar pukul 6:30 WIB dan Khutbah Idul Adha disampaikan dengan Bahasa Madura, namun berlogat Kangean.

Setelah shalat Id, warga kemudian saling berkunjung dari rumah ke rumah untuk bermaaf-maafan.

Setiap rumah telah menyediakan jajanan untuk para tamu yang datang meskipun waktu berkunjung para tamu tidak sampai 10 menit.

Baca Juga: 5 Tips Mengolah Daging Kurban ala Chef Juna, Dijamin Praktis dan Nikmat

Kemudian, warga Kampung Pecinan khususnya kaum laki-laki kembali berkumpul untuk bahu membahu melaksanakan penyembelihan hewan kurban.

Diketahui bahwa tahun ini masjid Ar-Rahmat menerima empat ekor sapi untuk disembelih. Meningkat dua kali lipat dari tahun lalu yang hanya dua ekor sapi.

Setelah melakukan penyembelihan terhadap sapi - sapi tersebut, para ibu akan memotong daging sapi agar bisa dibagi rata untuk warga yang berhak menerima bagian.

Para ibu kemudian membungkus daging-daging bercampur tulang itu dalam plastik kresek dan ada 200 keluarga yang akan mendapat bagian daging kurban.

Panitia kurban hanya menyembelih tiga ekor sapi pada hari pertama Idul Adha, sedangkan satu ekor lainnya akan disembelih keesokan harinya.

Muhlis, salah satu panitia penyembelihan hewan kurban di Masjid Ar-Rahmat mengatakan pada ANTARA bahwa di daerah tersebut umumnya menyembelih hewan kurban berupa sapi.

Sangat jarang ditemukan hewan kurban yang berupa kambing. Karena tradisinya diketahui memang seperti itu sejak dulu.

Ia juga mengemukakan hal itu kemungkinan karena di Pulau Kangean harga kambing lebih mahal karena harus mendatangkan kambing dari daratan Kabupaten Sumenep.

Sehingga warga lebih memilih ternak sapi untuk dijadikan kurban dan miliki kebiasaan atau tradisi warga Kecamatan Arjasa seusai Shalat Ied.

Pada sore hari adalaah bersama-bersama berziarah ke kuburan orang tua dan kerabat sambil melakukan doa bersama.

Terkait tradisi Suku Madura, di wilayah Sampang dan Bangkalan diketahui perayaan Idul Adha biasanya lebih meriah dari Idul Fitri, akan tetapi di Kangean justru sebaliknya.

Dapat dilihat dalam beberapa hari terakhir hampir tidak terlihat adanya pemudik yang masuk ke Kangean.

Padahal penduduk Kangean juga banyak yang merantau ke kota-kota besar, bahkan ke negara tetangga, seperti Malaysia.***

Editor: Fitria Muna Khoirun Nisak

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x