PORTAL GROBOGAN - Saat berkunjung ke Pulau Bali, kita akan sering menjumpai penjor yang berjejer rapi hampir di sepanjang jalan.
Apalagi saat Hari Besar Galungan, Penjor menjadi hal yang wajib ada bagi setiap umat Hindu khususnya di Bali.
Penjor biasanya terbuat dari bambu panjang atau tinggi melengkung dihiasi dengan berbagai janur yang cantik serta dilengkapi hasil bumi seperti buah-buahan, umbi-umbian, kue, dan kain putih atau kuning yang melambangkan unsur upacara keagamaan Hindu di Bali.
Baca Juga: Dari Restu Gus Dur Hingga Kagumi Pemikiran Khofifah, Bupati Asal Bali Ini Jadikan NU sebagai Panutan
Dikutip Portal Grobogan dari laman resmi Dinas Kebudayaan Buleleng, penjor merupakan simbol dari Naga Basukih yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran.
Pada Penjor bambu yang dilengkapi dengan tempat sesajen merupakan simbol perwujudan Naga Basukih, Naga Anantabhoga, dan Naga Taksaka yang diyakini menjaga kesempurnaan sikls air di jagat raya.
Baca Juga: Konferwil VI Muslimat NU Bali, Potret Perempuan di Masyarakat Menjadi Sorotan
Sementara Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) melalui laman resminya, phdi.or.id juga menjelaskan bahwa penjor adalah ungkapan terimakasih serta sebagai wujud bhakti, hormat, bersyukur kehadapan Bhatara Siwa yang telah memberikan anugerah kemenangan, kemerdekaan, kelepasan dan kerahayuan jagat dengan segala isinya.
Baca Juga: Kemenag Provinsi Bali Umumkan Juara KFPI Bali Tahun 2022, 3 Film Pendek Ini Berhak Menuju Nasional
Penjor tidak hanya dipandang sebagai salah satu simbol Agama Hindu saja. Di sisi lain, Penjor seakan memanifestasikan Pulau Dewata dengan keindahan alam, seni adat dan budayanya.
Artikel Rekomendasi