Sri Mulyani Prediksi Harga Pangan Dunia Alami Lonjakan hingga Akhir 2022

- 15 Juli 2022, 21:35 WIB
Sri Mulyani Prediksi Harga Pangan Dunia Alami Lonjakan hingga Akhir 2022
Sri Mulyani Prediksi Harga Pangan Dunia Alami Lonjakan hingga Akhir 2022 /YouTube/BI/



PORTAL GROBOGAN - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan harga pangan global berpotensi meningkat hingga 20 persen menuju akhir tahun 2022.

Sri Mulyani konfirmasi saat ini harga pangan dunia melonjak hampir 13 persen pada bulan Maret 2022.

Hal ini ia sampaikan pada acara High Level Seminar G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat.

Harga tersebut juga mencapai level tertinggi baru dan diprediksi kemungkinan akan naik lebih jauh di akhir tahun 2022.

Baca Juga: Segera Cek Kendaraanmu, Bakal Ada Surat Peringatan Kendaraan yang Tak Lolos Uji Emisi

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini seluruh dunia menyaksikan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kelaparan global.

Adanya perang yang terjadi di Ukraina dan memburuknya pembatasan ekspor dan dampak pandemi COVID-19.

Tentu saja akibatkan ketidaksesuaian permintaan pasokan dan gangguan pasokan telah mendorong harga pangan ke level tertinggi.

Baca Juga: Syarat Perpanjangan STNK Kendaraan, Wajib Lulus Uji Emisi

Selain itu, tantangan terhadap ekonomi global kemungkinan akan terus berlanjut sehingga harga pangan tetap tinggi di masa mendatang.

Situasi saat ini pada tahun 2022 diproyeksikan akan semakin memburuk menjelang akhir tahun dan hal ini bukan kabar yang baik bagi kita semua.

Pandemi COVID-19 yang belum terselesaikan serta peristiwa di Ukraina kemungkinan akan memperburuk kerawanan pangan akut di tahun 2022.

Ditambah dengan krisis pupuk yang mengancam juga berpotensi akan memperburuk dan memperpanjang krisis pangan di akhir 2022,

Bahkan hingga 2023 dan seterusnya, sehingga ada urgensi di mana krisis pangan harus ditangani.

Pengerahan semua mekanisme pembiayaan yang tersedia segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan memperkuat stabilitas finansial dan sosial.

Hal ini adalah nyata dan mendesak, terutama bagi negara-negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan negara berkembang.

Kebijakan ekonomi makro yang baik dipandang masih perlu untuk dipertahankan yang dibahas pada G20, tentang ketahanan pangan dan krisis pangan bukanlah hal baru.

Karena selama diskusi di Presidensi Indonesia, diketahui para anggota G20 telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk G20.

Selain itu, mengambil langkah nyata dan kerja sama dengan organisasi internasional untuk mengatasi ketahanan pangan, terutama untuk negara yang membutuhkan.

Indonesia sebagai Presidensi G20 diketahui telah mendesak tindakan nyata untuk mengatasi kerawanan pangan yang meningkat dan tantangan terkait.***

Editor: Fitria Muna Khoirun Nisak

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x