Rupiah Masih Menguat, dan Sukses Salip Dolar Amerika Serikat

20 Juli 2022, 10:51 WIB
Ilustrasi - Rupiah Masih Menguat, dan Sukses Salip Dolar Amerika Serikat /Ahsanjaya/Pexels

PORTAL GROBOGAN – Penutupan perdagangan pada Selasa, 19 Juli 2022 lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap USD telah menguat ke level Rp14.976 per USD berdasarkan data dari Bloomberg.

Mata uang negara maritim, Indonesia ini menguat cukup tipis lima poin atau setara dengan 0,03 persen dari posisi sebelumnya yakni Rp14.981 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Baca Juga: Manakah yang Berhak Memberikan Nama Bayi Perempuan dan Laki-laki, Ayah dan Ibunya atau Mertua?

Namun, dikutip dari laman Yahoo Finance, rupiah justru berada dalam zona merah, yakni Rp14.992 per USD.

Terpantau melemah sembilan poin atau setara dengan 0,06 persen dari Rp14.983 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Sedangkan, berdasarkan pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mata uang Indonesia berada di level Rp14.992 per USD, yakni turun enam poin dari Rp14.986 per USD dari perdagangan sebelumnya.

Baca Juga: Sinopsis Film 12 Cerita Glen Anggara, Usaha Junior Roberts Kabulkan 12 Permintaan Prilly Latuconsina

Para investor mengawasi pertemuan Federal Reserve AS yang akan dijadwalkan pada 26-27 Juli 2022 untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga.

Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa Indonesia berpeluang mengalami resesi ekonomi akibat inflasi global pada kuartal ketiga atau kuartal keempat di 2022.

Karena inflasi akan berdampak pada harga yang terus meningkat naik sehingga berpotensi akan menekan tingkat konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Emilia Clarke Berbicara Mengenai Dirinya yang Berhasil Bertahan Hidup dari Dua Aneurisma Otak

Dengan tercerminnya biaya hidup yang semakin tinggi dan daya beli yang semakin menurun.

Ibrahim berpendapat bahwa inflasi tahun ini akan berada di atas 6,5 persen sampai akhir tahun, tetapi akan mulai menurun di tahun depan.

Resesi juga akan berdampak pada tingkat kemiskinan di Indonesia.

Meskipun sempat membaik, namun resiko dapat berpotensi akan menyeret masyarakat Indonesia dibawah garis kemiskinan.

Baca Juga: Agar Burung Perkutut Menang Lomba, Lakukan Cara Memijat yang Benar Berikut ini

Dibuktikan dengan sebagian perusahaan yang terpaksa kembali lagi ke posisi melemah karena konsumsi yang melambat.

Sehingga penjualan dan omset terus menurun dan kemungkinan beberapa sektor pun akan kembali mengalami fase resesi.

Baca Juga: Kim Sejeong dan Nam Yoon Su Akan Beradu Akting Menjadi Rekan Kerja di Drama Korea Todays Webtoon, Tentang Apa?

Untuk menghindarinya, Bank Indonesia (BI) harus menyatakan kesiapannya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari ancaman resesi global.

BI harus terus berada di pasar untuk memastikan ketersediaan valuta asing dan siap mengambil langkah intervensi apabila dibutuhkan.

Ibrahim pun memprediksi rupiah pada perdagangan akan bergerak secara fluktuatif.***

Editor: Suci Lestari

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler