Apa Itu Kurikulum Merdeka? Bagaimana Penerapannya? Simak Penjelasannya

- 6 Juli 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi- mengenal kurikulum merdeka dan penerapannya
Ilustrasi- mengenal kurikulum merdeka dan penerapannya /Pixels/Pixabay

PORTAL GROBOGAN - Apakah kalian tahu kalau mulai tahun ajaran 2022/2023 para pelajar di SMA/sederajat tidak ada lagi dasar peminatan IPA, IPS, maupun bahasa?

Seperti apa gambaran umum perihal penerapan kurikulum merdeka ini?

Apakah hanya akan diterapkan bagi pelajar di tingkat SMA saja  atau untuk kuliah? dan Apakah ini bakal menjadi solusi yang tepat dan benar untuk mengatasi masalahan tentang pendidikan di Indonesia? Yuk disimak lebih lanjut.

Baca Juga: Rentjana Peladjaran Merupakan Kurikulum Tahun 1964, Simak Penjelasannya

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Menurut BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), pengertian dari program merdeka belajar adalah program yang mengupayakan proses belajar siswa secara merdeka atau bebas sesuai dengan minat dan karakter mereka.

Guru kini tidak lagi berperan untuk menjalankan kurikulum saja tapi bisa menjadi penghubung antara kurikulum dengan minat siswa

Baca Juga: Mengenal Kurikulum Tahun 1964, Rentjana Peladjaran

Kurikulum Merdeka Belajar ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) oleh Nadiem Makarim sebagai bentuk dari tindakan evaluasi terhadap Kurikulum 2013.

Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak suatu generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang yang di minati oleh para siswa maupun Mahasiswa.

Baca Juga: Mengenal Kurikulum Tahun 1952, Rentjana Pelajaran Terurai

Kurikulum Prototipe adalah bentuk sederhana dari Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajaran berbasis dengan proyek tertentu (Project Based Learning).

Dimulai sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar atau Kurikulum Prototipe tersebut telah di uji coba pada setidaknya 2500 sekolah penggerak dan juga SMK Pusat Keunggulan yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Kurikulum Tahun 1947, Rentjana Pelajaran

Hasilnya, sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum tersebut terbukti dari empat sampai lima bulan lebih maju dan bagus dibanding sekolah lain yang masih menerapkan kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013.

Dengan begitu, pemerintah akan berupaya mengembangkan kurikulum ini secara lebih lanjut dan lebih baik demi penyesuaian strategi belajar pada masa pandemi COVID-19 dua yang lalu.

Baca Juga: Skema Baru KIP Kuliah Merdeka untuk Calon Mahasiswa Baru, Segini Biaya yang Didapat

Peluncuran kurikulum merdeka juga diiringin dengan peluncuran platform Merdeka Belajar sebagai dukungannya.

Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk para guru dan kepala sekolah yang musti diunduh terlebih dahulu melalui HP Android.

Baca Juga: Kucing Anda Sering Tidur di Kakimu? Tenang, Ini yang Membuatnya Begitu

Platform ini menjadi salah satu langkah lanjutan dari upaya perubahan pendidikan berbasis serba digital di Indonesia.

Serta disediakan juga untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam hal mengajar, belajar, dan berkarya.

Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya

Baca Juga: 8 Cara Daftar KIP Kuliah Merdeka 2022, Dibuka Mulai 2 Februari 2022

Mulai tahun ajaran 2022/2023, penerapan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya akan dikhususkan pada satuan pendidikan tingkat SMA/sederajat dan PT ( Perguruan Tinggi).

Namun, Kurikulum ini juga bisa mulai digunakan pada SMA dan Perguruan Tinggi (PT).

Tentu saja, penerapan kurikulum tersebut memiliki perbedaan pada masing-masing tingkatannya.

Pada tingkat SMA, seperti yang telah disinggung dari awal, penggunaan Kurikulum Merdeka memungkinkan para siswa tidak lagi dibeda-bedakan dengan berbagai peminatan, seperti IPA, IPS, maupun Bahasa.

Baca Juga: 10 Manfaat Internet dan Fungsinya Bagi Pendidikan di Indonesia, Salah Satunya Jadi Referensi Bahan Ajar

Sementara itu, di tingkat SMK, model pembelajaran akan dibuat menjadi lebih sederhana, yaitu 70 persen mata pelajaran  kejuruan dan 30 persen mata pelajaran umum.

Selain itu, pada akhir masa pendidikannya nanti,  kelak para siswa bisa dituntut untuk menyelesaikan suatu esai ilmiah yang sama dengan para mahasiswa yang harus menyelesaikan tugas akhir atau skripsi saat akan kelulusan studinya.

Hal tersebut demi mengasah kemampuan para siswa untuk dapat berpikir  secara kritis, ilmiah, dan analitis.

Baca Juga: Mengenal 3 Teori Pendidikan Nativisme, Naturalisme dan Empirisme, Kenali Proses dan Tujuan Pendidikan

Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi terwujud dalam Program Kampus Merdeka.

Pelaksanaannya pun memiliki beberapa perbedaan dengan penerapan kurikulum sebelumnya.

Dalam Program Kampus Merdeka, mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk mempelajari sesuatu di luar hal yang berbeda di program studi ditempuhnya.

Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti praktik kerja (magang), pertukaran mahasiswa, penelitian, proyek independen, wirausaha, menjadi asisten pengajar, juga Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik untuk membangun desa.***

Editor: Suci Lestari

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini