Filosofi Pohon Kepel, Pohon yang Ditanam Ganjar Pranowo di Titik Nol IKN

- 12 Juli 2022, 18:06 WIB
Ilustrasi pohon kepel yang sudah berbuah - pohon yang ditanam Ganjar Pranowo di IKN
Ilustrasi pohon kepel yang sudah berbuah - pohon yang ditanam Ganjar Pranowo di IKN /anekabibitunggul.nirwana/Instagram

PORTAL GROBOGAN - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memilih pohon kepel untuk di tanam di titik nol Ibu Kota Negara (IKN).

Dalam unggahan akun instagramnya, Ganjar menyampaikan bahwa pohon kepel memiliki buah yang nikmat juga syarat akan filosofinya.

“Pohon kepel jadi perlambang tekad untuk kerja keras. Bahkan simbah buyut juga menjabarkan, pohon kepel menyimpan spirit persatuan yang kuat,” kata Ganjar yang dikutip di akun instagram ganjar_pranowo Senin, 11 Juli 2022.

Baca Juga: Bertolak ke IKN Nusantara, Jokowi Ungkap Progres Pembangunan IKN dengan Tinjau 2 Tempat Penting

Lantas apa itu pohon kepel? Berikut disampaikan jenis, manfaat dan filosofi pohon kepel.

Dilansir oleh grobogan.pikiran-rakyat.com dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) provinsi Yogyakarta, dlhk.jogjaprov.go.id, menyampaikan bahwa pohon kepel merupakan flora yang dilindungi dan sebagai identitas dari provinsi Yogyakarta.

Pohon kepel menghasilkan buah kepel yang sangat digemari putri-putri keraton karena dipercaya menyebabkan aroma keringat menjadi wangi dan air senin yang tidak berbau tajam.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Dekat IKN Nusantara, Bisa Dicoba untuk Liburan

Kepel bernama latin Stelechocarpus Burahol merupakan pohon yang masih famili dari Sapotaceae yang penyebarannya meliputi Asia Tenggara hingga kepulauan Solomon.

Di Indonesia,Pohon ini banyak dijumpai di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.

Ciri-ciri morfologi pohon tersebut diantaranya adalah tinggi pohon bisa mencapai 25 meter dengan diameter pohon sampai 40 cm. Pohon ini berakar tunggang dan tidak berbanir.

Baca Juga: Telusuri Fakta, Tersiar Kabar Menag Soal Dana Haji untuk IKN Nusantara, Ini Fakta Sebenarnya

Batang pohon berwarna coklat tua sampai hitam dan memiliki daun yang berbentuk elips, bulat telur, oblong hingga agak runcing atau bentuk lanset.

Pohon ini juga berbunga kelamin tunggal dengan jantan terletak di bagian sementara betina berada di pangkal batang.

Aromanya cukup harum pada awalnya berwarna hijau hingga kemudian memutih.

Buah kepel yang dihasilkan bertipe mirip dengan buah buni.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kunjungi Persemaian Mentawir, Dukung Green City di Area IKN Nusantara

Memiliki ukuran diameter 5-6 cm, berwarna hijau saat mentah dan akan berwarna coklat apabila sudah matang.

Buah ini memiliki sari yang dapat dikonsumsi dengan berbagai khasiatnya.

Khasiat buah kepel dikalangan putri keraton (mataram) dipercaya sebagai deodorant, pengharum hapas, pengharum air seni hingga kontrasepsi jika dikonsumsi.

Kemudian kayu kepel dimanfaatkan sebagai bahan bangunan serta perkakas rumah tangga. Kayu kepel memiliki tekstur yang bagus dan awet.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bawa 27 Tanah dan Air dari 27 Daerah di Jawa Barat Untuk IKN

Sementara daun pohon kepel dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit asam urat. Bahkan lalap daun kepel dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol.

Bagi masyarakat DIY, makna kepel berasal dari bahasa jawa “kepel” yang artinya menggenggam atau genggaman tangan manusia. Hal ini bermakna memiliki “greget” atau semangat dalam aktivitas apapun.

Pohon kepel melambangkan “manunggaling sedya kaliyan gegayuhan” yang berarti bersatunya niat dengan kerja.***

Editor: Suci Lestari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini