Profil KH Dimyati Rois, Sosok yang Karismatik dan Pengayom Umat

PORTAL GROBOGAN – Simak profil KH Dimyati Rois, ulama kondang yang dikabarkan wafat di usianya yang ke-77 pada hari ini Jumat, 10 Juni 2022.

Di kalangan NU maupun umat Islam pada umumnya, KH Dimyati Rois adalah salah satu Kiai sepuh yang sangat dihormati.

KH Dimyati Rois atau Abah Dim lahir pada 5 Juni 1945 di Brebes, Jawa Tengah, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah Kutoharjo, Kaliwungu, Kendal.

Abah Dim juga didapuk sebagai Mustasyar PBNU serta menjabat sebagai Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca Juga: KH Dimyati Rois Wafat, Wapres Ma’ruf Amin Akui Kiprahnya di Dunia Pesantren

KH Dimyati Rois, dalam mengawali pendidikan agamanya dimulai di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal.

Setelah belasan tahun berproses, Dimyati muda melanjutkan pendidikanya di Pesantren Lirboyo Kediri dan berlanjut di Ponpes Sarang, Rembang.

Pada tahun 1985, Abah Dim mendirikan Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah di Kaliwungu dengan santrinya yang datang dari seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ingin Rambut Tetap Awet Hitam? Ini Amalan dari Mbah Hamid Chasbullah Jombang

Kepribadiannya yang penuh kesederhanaan dan berwibawa sangat melekat baik dengan para santri maupun dengan masyarakat sekitarnya.

Dikenal sebagai orator ulung yang disegani ketika berdakwah dan tidak pernah membedakan pilihan undangan ketika diminta berdakwah.

Dalam mendidik santri-santrinya, Abah Dim tidak hanya mengajar mengaji, tetapi para santri dibekali ilmu kewirausahaan terutama bidang pertanian dan perikanan.

Baca Juga: Jika Surga dan Neraka tidak Ada, Masihkah Kita Menyembah Allah SWT dan Berbuat Baik?

Kiprahnya di NU, Abah Dim pernah tercatat sebagai sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) di Muktamar NU tahun 2015 dan 2021.

Tak hanya itu, KH Dimyati Rois juga merupakan tokoh sntral pendiri Partai Kebaangkitan Bangsa (PKB).

Beliau mendirikan PKB bersama KH Cholil Bisri, KH Mustofa Bisri, KH Abdurrahman Wahid, KH Ma’ruf Amin dan tokoh lainya.

KH Dimyati Rois dikenal sebagai orang yang berbicara seperlunya ketika rapat, dirinya tidak akan berbicara kecuali hal-hal penting.

Saat dimintai pendapat, Abah Dim sangat hormat kepada yang meminta pendapat, baginya apapun nanti yang disampaikan harus bermanfaat untuk kepentingan bersama.***