Network
PORTAL GROBOGAN – Simak amalan rambut hitam dan tetap awet dengan ijazah dari Mbah Hamid Chasbullah, Tambakberas, Jombang.
Bagi manusia, rambut hitam awet adalah dambaan namun seiring bertambahnya usia, rambut hitam akan berubah menjadi putih.
Beberapa orang ingin tetap hitam dengan menyemirnya, namun menyemir dengan warna hitam tidak dianjurkan agama.
Akhirnya, kami berhasil temukan ikhtiarnya dalam sebuah Buku Sejarah Tambakberas: Menelisik Sejarah Memetik Uswah karya Gus Ainur Rofiq Al Amin.
Baca Juga: Jangan Lupa Lakukan 5 Sunnah Berikut Ini, Saat Menjalankan Ibadah Haji
Ikhtiar ini berupa sebuah amalan atau ijazah dari seorang ulama di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur yaitu mbah Hamid Chasbullah.
Dikisahkan dari Kiai Ishom Ahmadi, hingga kini masih menjadi guru senior di Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Beliau sering bercerita tentang karomah keilmuan para Kiai dan Masyayikh Pondok Tambakberas, Jombang.
Baca Juga: Hukum Menggambar Setan atau Jin dalam Islam: Bolehkah?
Suatu saat, Kia Ishom berjumpa dengan Pak Modin Abidah dari Sambong, Jombang yang kebetulan tinggal satu desa dengan Kiai Ishom.
Pertemuan keduanya diawali dengan percakapan alamiah mengalir seperti orang desa pada umumnya.
Walaupun Pak Modin Abidah sudah sepuh, akan tetapi rambutnya masih hitam seperti anak muda.
Baca Juga: 4 Golongan yang Haram Disentuh oleh Api Neraka, Salah Satunya Orang yang Tidak mudah Marah
Hal itulah yang membuat Kiai Ishom penasaran sehingga terjadilah percakapan antara keduanya.
“Mbah panjenengan niki lak pun sepuh to.. (Mbah, anda ini kan sudah tua umurnya),” tanya Kiai Ishom penasaraan.
“Nggeh Yi.. (Iya, Kiai),” jawab Pak Modin.
Baca Juga: 4 Keutamaan Sholat Jamaah di Masjid, Mulai dari Niat Sudah Banjir Pahala
“Lha nopo rahasiane Mbah?... (Memang rahasianya apa mbah agar rambut tetap hitam?),” Kiai Ishom menimpali.
“Anu Yi, kulo angsal amalan sangking Mbah Hamid...(Maaf Kiai, saya dapat amalan dari Mbah Hamid),” jawab Pak Modin polos.
Usut punya usut, terkait rahasia rambut hitam Pak Modin Abidah ternyata beliau pernah mendapatkan ijazah dari Mbah Hamid Chasbullah.
Baca Juga: Mengajak Orang Lain untuk Berbuat Berbaik? Berdakwahlah dengan Diri Sendiri Terlebih Dahulu
Sebenarnya, ijazah yang diberikan Mbah Hamid sangat sederhana dalam tata pelaksanaannya, mbah Hamid pernah memberi saran doa pada santri-santrinya.
Menyarankan agar para santri ketika bangun pagi menjelang Subuh untuk segera mandi grujugan (seluruh tubuh terkena air tanpa terkecuali).
Sebelum grujugan, hendaknya kita membaca “Yaa naaru kuunii bardan wasalaman ‘ala Ibrahim,” (QS Al Anbiya ayat 69).
Baca Juga: 5 Cara Tradisional Merawat Rambut Agar Terlihat Lebih Hitam, Lebat dan Tidak Berketombe
“Nggeh namung niku ingkang kulo lampahi Yi... (Ya hanya itu yang saya lakukan Kyai),” imbuh Pak Modin menyudahi ceritanya.
Tidak ada keterangan lebih lanjut apakah harus istiqomah setiap hari ketika akan mandi, atau hanya sekali saja dilakukan.
Namun, jika melihat lelakon atau kebiasaan para santri Mbah Hamid yang rutin mandi pagi sebelum Subuh, kemungkinan hendaknya amalan itu dilakukan secara istiqomah.
Disclaimer: Cerita ini ditulis oleh Gus Ainur Rofiq Al Amin dalam Buku Sejarah Tambakberas Menelisik Sejarah Memetik Uswah halaman 72, cetakan kelima tahun 2021.
Artikel Rekomendasi