Renungan Harian Kristen Hari Selasa, 10 Mei 2022: Damai Bebas dari Hukuman

- 10 Mei 2022, 08:51 WIB
Renungan Harian Kristen Hari Selasa, 10 Mei 2022: Damai Bebas dari Hukuman
Renungan Harian Kristen Hari Selasa, 10 Mei 2022: Damai Bebas dari Hukuman /Pixabay/geralt/



PORTAL GROBOGAN - Simak Renungan Harian Kristen Hari Selasa, 10 Mei 2022 berjudul "Damai Bebas dari Hukuman".

Renungan Harian Kristen Hari Selasa, 10 Mei 2022 diambil dari Yesaya 53:1-6.

(1) Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

(2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.

(3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.

Baca Juga: Renungan Harian Kristen Hari Sabtu, 30 April 2022: Melakukan yang Dibenci

(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

(5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

(6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Pada ayat 1-3 Digambarkan seperti apakah Penyelamat yang akan datang itu? Ayat 4-6 Mengapa Ia perlu melakukan semua itu? Apa kepentingannya buat kita?

Baca Juga: Renungan Harian Kristen Hari Kamis, 28 April 2022: Tempat Penghiburanku

Ulasan Renungan Harian Kristen Hari Rabu, 11 Mei 2022 adalah sebagai berikut.

Yesaya 53:5 berkata bahwa “ganjaran yang mendatangkan keselamatan damai sejahtera bagi kita ditimpakan kepadanya dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.

Kita tidak akan dapat menghargai makna Natal yang penuh damai sejahtera jika kita tidak pernah tahu berapa harga yang telah dibayar oleh Tuhan Yesus untuk sebuah damai sejahtera.

Pelanggaran yang kita lakukan telah menyebabkan Tuhan Yesus harus disalibkan, kutuk karena dosa dan kejahatan yang kita lakukan telah ditimpakan kepada-Nya sebagai ganti damai sejahtera yang kita nikmati.

Sebagai umat Kristiani kita harus menggunakan masa Advent ini sebagai kesempatan untuk hidup setiap hari dengan kesadaran yang tinggi.

Tidak hanya tentang damai sejahtera yang telah diberikan Allah kepada kita secara pribadi, tetapi juga tentang damai sejahtera yang belum dinikmati oleh orang-orang di sekitar kita, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.***

Editor: Fitria Muna Khoirun Nisak


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini