Fitur Retweet Dinonaktifkan, Twitter Batasi Konten Hoaks Konflik Rusia-Ukraina

22 Mei 2022, 21:25 WIB
Ilustrasi media sosial twitter. Fitur Retweet Dinonaktifkan, Twitter Batasi Konten Hoaks Konflik Rusia-Ukraina /pixabay/PhotoMIX-Company

PORTAL GROBOGAN - Terhitung sejak 20 Mei 2022, Twitter akhirnya membatasi konten hoaks konflik Rusia-Ukraina dengan cara menonaktifkan fitur Retweet.

Portal Grobogan mengutip dari laman Reuters, disebutkan bahwa sosial media asal California ini telah mengambil tindakan tegas terhadap hal ini.

Pasalnya, dunia tahu tentang konflik Rusia-Ukraina masih terus berlanjut hingga saat ini, dan belum muncul tanda-tanda perdamaian di antara kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Baca Juga: Semakin Menarik Teaser Baru Drakor Eve, Seo Ye Ji Mempertaruhkan Segalanya untuk Balas Dendam

Namun, sangat disayangkan jika masih terdapat cuitan di Twitter yang menyebarkan konten hoaks konflik Rusia-Ukraina ini.

Jika terdapat klaim konten yang tidak kredibel di Twitter, maka sosial media yang dipimpin oleh Parag Arawal ini akan memberikan label peringatan atau notifikasi jika konten tersebut tidak direkomendasikan.

Sehingga, jika masih ada publik yang mencuit tentang konten hoaks konflik Rusia-Ukraina ini, netizen hanya bisa memberikan komentar dan like saja. Sedang fitur retweet akan dinonaktifkan demi membatasi penyebaran berita hoaks.

Baca Juga: Absen dari NCT Dream, Mark dan Haechan Tampil di Jepang Bersama NCT 127

Di sisi lain, pihak Twitter tidak menyesal telah menjual platform media sosial tersebut kepada Direktur Eksekutif Tesla, Elon Musk.

Sebab dengan penjualan tersebut, Twitter tak lagi bisa sebebas dulu lagi dalam berpendapat terkait konflik Rusia-Ukraina.

Ketua Keamanan dan Integritas Twitter, Yoel Roth mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut merupakan cara efektif untuk mencegah bahaya, namun tetap melindungi setiap cuitan yang muncul di Twitter.

Media sosial yang berlambang burung berwarna biru muda tersebut juga tidak segan untuk memberikan label peringatan pada akun-akun Twitter yang telah terverifikasi atau telah memiliki centang biru, bahkan profil pemerintah sekalipun, jika aku -akun tersebut mencuit konten hoaks konflik Rusia-Ukraina.

Sebab melalui konten hoaks tersebut, akan terdapat ancaman yang lebih luas lagi, termasuk bencana alam, kehidupan, kesehatan dan bahkan penembakan massal terkait krisis perang antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Heboh Penularan Cacar Monyet di Amerika Utara dan Eropa, ini Penyebabnya

Jika melihat kembali pada Maret 2022, Twitter sempat menghapus sebanyak 50 ribu cuitan yang menyebarkan konten hoaks tentang konflik Rusia-Ukraina serta menghapus 75 akun secara permanen.

Selain menyebarkan foto dan video hoaks, akun-akun tersebut juga mencuri kesempatan di dalam kesempitan dalam artian mengambil keuntungan secara finansial, dimana sang pelaku tidak memiliki hubungan apapun dengan Rusia dan Ukraina.

Tujuan Twitter sendiri saat menghapus akun-akun yang tidak bertanggung jawab tersebut adalah untuk menyelamatkan dan melindungi pengguna Twitter lainnya.

Baca Juga: Simak 13 Fakta Suho EXO yang Berulang Tahun Hari Ini: Dia Suka Wanita yang Gemar Kesusastraan

Melalui kebijakan terbaru ini, diharapkan agar pengguna Twitter dapat lebih bijak dalam menelaah suatu konten sebelum menelannya bulat-bulat. Dibantu dengan fitur label peringatan dari Twitter, pengguna pun akan bisa membedakan antara konten hoaks dan konten yang bukan hoaks.***

Editor: Rohmat Saiful Arifin

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler