Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah 1 Muharram, Berawal dari Kebingungan Gubernur Bashrah Menulis Surat

17 Juli 2022, 09:32 WIB
Ilustrasi - Sejarah Tahun Baru Islam Hijriyah 1 Muharram /pixels/alex max

PORTAL GROBOGAN - Tahun baru Islam, untuk penanggalan Hijriah tanggal 1 Muharram 1444 H yang akan jatuh pada tanggal 30 Juli 2022.

Peristiwa besar pada tanggal 1 Muharram diperingati sebagai peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke madinah pada tahun 622 Masehi.

Mengutip dari berbagai sumber bahwa penanggalan kalender Islam Hijriah dimulai ketika dalam menulis surat kebingungan menuliskan tanggal.

Baca Juga: Daftar Pemain Serial Gadis Kretek, Serial Sejarah Rokok Kretek di Kudus Bertabur Bintang

Sebab pada saat itu, umat Muslim mengadopsi peradaban Arab pra-Islam yang tanpa angka tahun, hanya ada angka bulan dan tanggal saja.

Kebingungan tersebut dilakukan oleh Gubernur Bashrah, Abu Musa Al-Asyari yang akan mengirimkan surat kepada Umar bin Khatab RA.

Selain itu, Ia juga bingung ketika akan mengarsipkan surat-surat tersebut.

Baca Juga: Berlatar Sejarah Kretek di Kudus: Dian Sastro, Arya Saloka dan Putri Marino Bintangi Serial Gadis Kretek

Kemudian Abu Musa Al-Asyari menyampaikan perihal kebingungannya kepada pemimpinnya Umar bin Khatab.

Musyawarahpun dilakukan oleh Umar dengan para sahabat. Dalam musyawarah tersebut Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yatsrib sebagai awal tahun.

Umar dan para sahabat pun menyepakati untuk menjadikan momentum dimana terjadinya peristiwa hijrah Nabi sebagai awal mula perhitungan Tahun dalam Islam.

Baca Juga: Alasan Wayang Harus Dilindungi, Sejarah dan Koleksi Museum Wayang Jakarta

Pasca 17 tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW atau pada 638 Masehi, penetapan kalender Hijriah itu ditetapkan.

Momentum hijrahnya Nabi dipilih sebagai tahun baru islam karena sebagai tanda perpindahan umat Islam dari masa jahiliyah ke masyarakat madani.

Secara Historis, dalam kalender Islam, tahun baru hijriah jatuh setiap 1 Muharram diprakarsai oleh Umar bin Khattab.

Baca Juga: Masjid Baiturrahman Aceh Didatangi Jamaah hingga Membludak, Bernilai Sejarah Selamat dari Tsunami

Kalender Hijriah penentuannya dimulai dari peredaran bulan sebagai acuannya. Sebuah hari dan tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut sudah memasuki waktu Maghrib.

Penentuan dimulainya kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi. Kalender Masehi dimulai dari peredaran matahari sebagai rujukannya.

Sebuah hari dan tanggal dimulai pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat.

Baca Juga: Sejarah Singkat Mengenai Perintah Berqurban dan Waktu Pelaksanaan Qurban

Masyarakat Arab sebelum mengenal kalender Hijriah, zaman dahulu biasanya mengenal tahun dengan menandainya menggunakan peristiwa penting yang terjadi di tahun dalam Islam.

Kalender Hijriah sama halnya dengan kalender Masehi yang terdiri dari 12 bulan.

Mulai dari Muharram, Shafar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’idah dan Dzulhijjah.

Baca Juga: Mengenal Kota Palopo Mulai dari Sejarah Hingga Kawasan Wilayah, Rahmat Masri Bandoso: Kota Hujan Selain Bogor

Per bulan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Kalender Hijriah diawali bulan Muharram.

Bulan Muharram menjadi bagian dari empat bulan haram dalam kalender hijriah. Empat bulan haram itu adalah Dzulqa’idah, Dzulhijjah. Muharram, dan Rajab.

Nama bulan Muharram secara bahasa diartikan bulan yang diharamkan.

Pada bulan ini, orang-orang Arab meyakini bahwa bulan muharram merupakan bulan yang suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan.***

 

Editor: Suci Lestari

Tags

Terkini

Terpopuler