Sejarah Perayaan Cap Go Meh, Perayaan Penutup Serangkaian dari Imlek

- 1 Februari 2022, 15:21 WIB
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh /Unsplash/Visual Karsa/


 
PORTAL GROBOGAN - Inilah Sejarah perayaan Cap Go Meh, perayaan penutup dari tahun baru Imlek.

Cap Go Meh pada tahun ini, jatuh pada Selasa 15 Februari 2022 atau hari ke 15 setelah Imlek.

Dikutip dari berbagai sumber, penamaan Cap Go Meh rupanya berasal dari bahasa Hokkian.

Cap artinya sepuluh, Go artinya lima dan Meh artinya malam.

Jadi, penamaan Cap Go Meh karena, diadakan pada hari ke-15 setelah perayaan tahun baru Imlek.

Baca Juga: 3 Aplikasi Angpau Digital, Bisa Digunakan Saat Imlek di Masa Pandemi

Sebagai informasi, masyarakat Tionghoa, membagi perayaan Imlek menjadi 3 bagian dari serangkaian perayaan.

Di antaranya adalah Perayaan Imlek, sembahyang pada Tuhan dan Cap Go Meh.

Bagi masyarakat Tionghoa, saat momen sembahyang pada Tuhan, akan lakukan sebuah ritual doa pada jam 2 malam.

Sebagai bentuk rasa terima kasih mereka pada Tuhan atas semua yang diyakini membawa keburuntungan.

Pada Cap Go Meh, mereka akan menggelarnya dengan sebuah festival barongsai dan naga.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Tema Imlek, Seru untuk Ditonton Bersama Keluarga atau Teman

Di samping itu, ada yang menyalakan petasan menabuh genderang khas Imlek.

Perayaan ini sudah dilakukan sejak abad ke-17 Masehi (sekitar 206 - 221 M) di Dinasti Han Tiongkok.

Dinasti Han awalnya merayakan Cap Go Meh sebagai penghargaan tertinggi untuk Dewa Thai Yi.

Hanya dihadiri pihak istana secara tertutup dari masyarakat, dan berubah setelah Dinasti Han tak lagi memimpin.

Berbeda dengan di China, Cap Go Meh bernama perayaan Yuan Xiao atau Shang Yuan.

Baca Juga: 7 Makanan Wajib Ada Saat Imlek 2022, Bisa Disantap Bersama Keluarga atau Teman

Selain itu, di China mereka merayakan Cap Go Meh lebih intens dengan keluarga.

Melakukan sebuah pesta makan besar dengan syarat wajib makanan dari darat, laut dan udara.

Setelah itu, mereka akan berbincang hingga larut malam dan gelar festival lampion.

Perayaan berlanjut dengan adanya perjamuan untuk leluhur dan upacara membuang kesialan di Klenteng.

Sajian di meja makan penuh dengan makanan khas Imlek, salah satunya adalah kue keranjang.***

Editor: Fitria Muna Khoirun Nisak


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x