Network
PORTAL GROBOGAN - Pernahkah kamu menjadi korban Ghosting? Fenomena ini tidak asing di telinga anak muda.
Selain istilah Insecure, self love, dan self healing, begitu juga Ghosting, penting diketahui untuk kesehatan mental.
Apa itu fenomena Ghosting? Istilah ini dipopulerkan akhir-akhir ini oleh kalangan anak muda.
Sampai sekarang belum diketahui, siapa yang pertama kali menggunakan istilah ini.
Ghosting dalam kamus Cambridge Dictionary
adalah memiliki arti hantu.
Baca Juga: Yuk Kenali Kesehatan Mental Remaja yang Baik Sejak Dini
Jika diartikan untuk istilah saat ini adalah hantu itu identik dengan sesuatu yang gaib atau tidak ada.
Ketika seseorang memilih untuk melakukannya, artinya sedang menghilang tanpa mengatakan apapun layaknya hantu.
Seperti penjelasan dari dr. Daniel Setiawan, dokter umum bidang penyakit tidak menular di Puskesmas Nagreg.
Dikutip dari kanal YouTube Puskesmas Nagreg
yang tayang perdana pada 16 April 2021.
Ghosting berdampak pada kesehatan mental dan terjadi pada banyak kasus.
Baca Juga: Kenali Jenis Gangguan Mental yang Biasa Terjadi Pada Remaja
Ghosting ini adalah kondisi di mana seseorang meninggalkan pasangan, sahabat, rekan kerja atau siapapun tanpa memberi keterangan yang jelas.
Biasanya ini terjadi ketika seseorang memutuskan komunikasi dengan orang lain.
Pelaku Ghosting, tidak akan membalas pesan atau telfon jika dihubungi.
4 Alasan Seseorang Meng-ghosting Orang lain
1. Ingin menghindari konflik atau pertengkaran
Ini terjadi ketika seseorang sudah merasa tidak nyaman berhubungan.
Ini dipilih karena merasa tidak enak untuk mengatakannya karena takut berdebat.
2. Rasa Takut
Ini dilakukan saat seseorang alami rasa takut terluka jika tiba-tiba bertengkar atau putus.
Jadi, dengan cara ini dia merasa terbebas dari rasa takut itu.
3. Ingin Melindungi Dirinya Sendiri
Ini bisa terjadi pada siapapun jika alami suatu hubungan yang toxic.
Ghosting terkadang dianggap sebagai jalan keluar untuk terbebas dari hubungan toxic.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Lagu Self Healing, Cocok Didengarkan Saat Sedih
4. Merasa Tidak Ada Kemajuan dalam Hubungan
Pelaku ghosting merasa tidak ada ikatan dan tidak ada kemajuan dalam hubungan.
Mereka merasa tidak masalah jika memutuskan untuk tidak lagi berkomunikasi.
Dampak Ghosting pada korban adalah :
1. Merasakan stress, marah dan depresi
2. Selain itu membuatnya susah tidur,
3. Merasakan penurunan percaya diri.
4. Menimbulkan trauma.
5 Cara Mengatasi Ghosting
1. Sadari Diri dan Ikhlaslah
Harus mengakui diri jika menjadi korban Ghosting dari seseorang ketika telah sulit dihubungi.
Selain itu harus ikhlas karena tidak semua ada jawabannya.
Perlu untuk diketahui bahwa pelaku bukan yang terbaik buat korban.
2. Jangan Stalking Sosmednya
Anggap saja dia sudah tidak ada, karena stalking ini akan membuat suasana hati jadi sakit.
Misalkan saja, stalking melihat mantan sudah miliki orang baru. Itu akan semakin terpuruk.
3. Putuskan Kontak
Ini untuk kurangi rasa ingin tahu. Bisa dengan menghapus atau memblokir sosial medianya.
Blokirlah permanen karena jika tidak, ini akan mempersulit untuk move on.
4. Cari Kebahagiaan Lain
Setelah melakukan semuanya, lupakanlah waktu.
Sisihkan waktu untuk berlibur bersama sahabat, keluarga dan teman-teman lainnya.
Ingat kata pepatah, "banyak ikan di laut" memiliki arti yang terbaik akan datang.
5. Cari Bantuan ke Psikiater atau Ahli Jiwa
Jangan takut untuk menghubungi terapis atau konselor yang dapat membantu Anda mengartikulasikan perasaan kompleks yang mungkin miliki.
Mereka juga dapat memberi Anda strategi mengatasi lebih lanjut untuk memastikan Anda keluar dari sisi lain sama kuatnya, jika tidak lebih kuat, dari sebelumnya.
Baca Juga: Natta Reza Rilis Lagu 'Lama Rindu', Lagu Rindu untuk Buah Hatinya
Itulah bahaya ghosting bagi korban dan 5 cara mengatasinya.
Memperlakukan orang dengan baik dan penuh rasa hormat adalah hal penting.
Karena berdampak pada kesehatan mental orang lain di masa depan. ***
Artikel Rekomendasi