5 Sunnah Nabi Muhammad SAW Berkenaan dengan Kelahiran Bayi

- 12 Mei 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi tangan bayi
Ilustrasi tangan bayi /pixabay/RitaE

PORTAL GROBOGAN - Seorang bayi lahir disertai dengan kepribadian yang diberikan oleh pencipta dengan segala keunikannya.

Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam hal kelahiran bayi merupakan tugas dan kebanggaan kita. Allah berfirman tentang penciptaan manusia:

'Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal dari) tanah. kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. kemudian kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik'. (QS. Al Mu'minun {23}: 12-14).

Baca Juga: Tayang Hari Ini, KKN di Desa Penari Diputar di Bioskop Malaysia dan Singapura

Asal muasal manusia sejak sebagai anak cucu Adam as tercipta dari bahan yang hina, namun meskipun demikian manusia adalah pembawa jiwa yang abadi, yang datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Dan kemudian seorang bayi lahir, yang muncul dalam bahtera kehidupan dunia ini.

Dikutip Portal Grobogan dari Buku Karya Norma Tarazi: Wahai Ibu Kenali Anakmu (2001) Berikut 5 kesunahan Nabi Muhammad SAW berkenaan dengan kelahiran bayi.

Sunnah-sunnah ini tidak fardhu atau merupakan kewajiban bagi orang muslim, tetapi sangat dianjurkan.

1. Membisikkan Adzan di Telinga Bayi

Jika manusia memulai hidupnya di dunia ini dengan didengungkan suara adzan maka ia akan terlindung dari godaan setan. Nabi SAW bersabda:

Baca Juga: Buka Shopee! 12 Cara Beli Tiket Bioskop Online di Shopee dalam Kondisi War Tiket

'Jika seseorang mempunyai anak dan mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri, setan tidak akan mengganggu dengan izin Allah. " (Baihaqi).

2.Tahnik (Memberi Makan yang Manis)

Tahnik hukumnya sunnah, yaitu memasukkan kurma yang telah dihaluskan atau makanan halus lain ke dalam mulut bayi. Setiap orang dapat melakukan hal, diikuti dengan doa (permohonan) bagi si bayi.

Menurut contoh yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW yang mengunyah kurma menjadi halus sebelum diberikan kepada bayi. Abu Musa r.a berkata:

'ketika anak laki-laki saya lahir, saya bawa kepada nabi Muhammad saw, beliau memberinya nama ibrahim, mentahniknya dengan memberi makan kurma, memohon karunia Allah bagi dia dan mengembalikannya kepada saya' (HR. Bukhari 7: 376).

3. Tasmiyah (Pemberian Nama)

Dalam hadits di atas, Nabi Muhammad saw memberikan nama kepada bayi setelah tahnik. ada beberapa hadits yang berhubungan dengan pemberian nama terhadap bayi. Nabi saw bersabda:

Baca Juga: Update Klasemen Medali SEA Games 2022, Emas dari Indonesia Bertambah

'Pada hari kebangkitan, kamu akan dipanggil dengan nama kamu dan nama bapakmu, jadi namailah dirimu dengan nama yang bagus'. (Abu Dawud 4930)

4. Aqiqah (Kurban untuk Bayi yang Baru Lahir)

Untuk merayakan lahirnya bayi, keluarga menyembelih domba atau hewan lain dan memberikan dagingnya untuk teman-teman dan keluarga pada saat pesta.

Pemberian nama secara formal mungkin dilaksanakan pada saat ini. Nabi saw bersabda:

'Setiap anak ditebus dengan aqiqahnya, yang dilaksanakan pada hari ke-7' (Tirmidzi, Al-Nasa'i dan ibnu Majah)

Penebusan ini dipahami bahwa orang tua melakukan sesuatu yang akan melindungi anaknya dari ketidak berketuhanan.

Diceritakan bahwa Rasulullah saw mengorbankan domba pada hari ke tujuh untuk cucu laki-lakinya Hasan r.a dan memerintahkan ibu bayi, Fatimah r.a untuk mencukur rambut kepala bayi dan menimbang beratnya kemudian bersedekah dengan harta seharga perak yang beratnya sama dengan berat rambut tersebut.

5. Khitan

Nabi Muhammad saw bersabda: 'Kegiatan yang berhubungan dengan fitrah manusia ada lima yaitu, khitan, mencukur rambut, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut rambut ketiak.' (HR. Bukhari, 7.77: Muwattha)

Khitan adalah aspek penting dalam thaharah (Kesucian dan kebersihan) yang sangat ditekankan dalam islam.

Baca Juga: 7 Aplikasi Belajar Online Terbaik Bisa Dapat Tambahan Pelajaran di Rumah, Mudah dan Hemat

Pada masa Nabi SAW khitan dilakukan untuk anak laki-laki pada waktu ia di aqiqah seperti yang disebutkan dalam riwayat al-Baihaqi. Khitan dilakukan tanpa menunggu anak dewasa, jika perlu khitan dapat ditunda untuk alasan-alasan praktis tetapi tetap harus dilakukan sebelum anak mulai sembahyang.***

Editor: Rohmat Saiful Arifin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini