Al-Qadriyah Al-Ghaibiyah, Sikap Berserah Diri Kepada Qadar yang Bersifat Gaib

24 Mei 2022, 17:10 WIB
Al-Qadriyah Al-Ghaibiyah, Sikap Berserah Diri Kepada Qadar yang Bersifat Gaib /pixabay/pexels

PORTAL GROBOGAN – Al Qadriyah Al Ghaibiyah merupakan sikap berserah diri kepada qadar dan mengembalikan segala hal yang dihadapi oleh manusia kepada ketentuan yang sifatnya gaib.

Bahwasanya perbuatan manusia itu tidak memiliki pengaruh apa-apa dalam hal ini. Perbuatan manusia adalah musayyar, artinya diarahkan oleh yang gaib tanpa bisa memilih, ibarat sehelai bulu berterbangan diterpa angin ke segala arah.

Dikutip Portal Grobogan dari buku Fikrul Islam karya Muhammah Muhammad Isma’il, ide tersebut telah lama menyebar dan merasuk ke dalam pembahasan akidah.

Baca Juga: Tugas Seorang Suami dalam Islam: Lebih Prioritaskan Istri atau Ibu?

Sejak akhir dari masa Daulah Abbasiyah hingga berlanjut sampai sekarang. Kewajiban beriman kepada qadha dan qadar dijadikan sebagai sarana untuk menyusupi ide tersebut.

Banyak muncul orang-orang yang gagal usahanya karena ide al-qadriyah al-ghaibiyah, sekaligus menjadi alasan kegagalannya. Begitupun dengan orang-orang yang malas dan merasa bodoh.

Mereka menyandarkan diri kepada al-qadriyah al-ghaibiyah dengan dalih kebodohan dan kemalasan yang mereka alami. Sehingga banyak orang yang pasrah dengan kezaliman, kemiskinan, kehinaan, dan kemaksiatan yang mendominasi perbuatannya.

Baca Juga: Pengertian Namimah Lengkap dengan Dalil yang Melarang, Simak Penjelasannya

Sikap ini telah merasuk menjadi ide dan dijadikan sebagai akidah. Mereka pun menganggap tindakannya adalah penyerahan diri kepada qadha dan qadar yang berasal dari Allah Swt.

Apabila diamati lebih mendalam, akan ditemukan bahwa ide al-qadriyah al-ghaibiyah tidak pernah muncul pada generasi sahabat, bahkan tidak terpikir sekalipun.

Bila saja sahabat memilik ide al-qadriyah al-ghaibiyah ini, tentu mereka tidak akan pernah mau memperjuangkan Islam dan melakukan futuhat kepada daerah yang belum tersentuh Islam.

Baca Juga: Biang Keringat pada Bayi, Kenali Sebab dan Cara Pencegahannya

Tentunya para sahabat akan berkata seperi orang-orang setelahnya, “Biarkan apa yang telah ditakdirkan pasti terjadi, baik yang diperbuat ataupun tidak.”

Namun, kaum muslim yang bijak dari kalangan sahabat telah menyadari bahwa suatu benteng tidak akan bisa ditaklukkan tanpa adanya pedang untuk berperang melawan para musuh-musuh Islam.

Musuh dapat dikalahkan dengan kekuatan, rizki dapat diperoleh dengan berusaha, suatu penyakit harus dihindari, penguasa harus dimintai pertanggungjawabannya.

Tidak mungkin yang mengakui sebagai Islam, sedangkan mereka telah nampak langsung pasukan muslim di bawah pimpinan Rasulullah saw. mereka bergegas ikut perang melawan tentara pasukan musuh.

Baca Juga: NIKI dan Rich Brian Dipastikan Hadir di Peresmian JIS Jakarta dan Puncak HUT Jakarta ke 495

Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita untuk mengikuti setiap sebab dengan adanya musabab. Menjadikan sebab untuk menghasilkan musabab (akibat). Misalnya seperi api yang memiliki sifat panas dan mampu membakar. Bisa kita antisipasi agar tidak terjadi kebakaran.

Allah Swt. pun telah menciptakan manusia beserta fitrah dan potensi yang dimiliki untuk melakukan segala sesuatu. Dilengkapi dengan ikhtiar kepada setiap manusia untuk memilih jalan mana yang hendak ditempuhnya.

Oleh karenanya, tidak ada al-qadriyah al-ghaibiyah dalam realitas kehidupan maupun dalam syariat Islam. Adapun qadha dan qadar sama sekali tidak memiliki kaitannya dengan ide tersebut.***

Editor: Rohmat Saiful Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler