6 Teladan Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz, Siang Bekerja untuk Rakyat, Malam Menjadi Seorang Sufi

- 12 Juli 2022, 21:42 WIB
Ilustrasi - 6 Teladan Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz
Ilustrasi - 6 Teladan Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz /@islaamichistory1441_/Instagram

PORTAL GROBOGAN - Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang khalifah yang dikenal baik dimata masyarakat. Selain tawadu’, Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang adil.

Masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz tidaklah lama, hanya berkisar 2-3 tahun yaitu mulai dari tahun 717 M sampai dengan 720 M.

Saat menjabat, usia Umar tergolong masih muda yaitu 34 tahun.

Baca Juga: Kabar Baik Buat Bobotoh, David da Silva Kembali Berlatih

Selama periode ini, beberapa prestasi berhasil dicapai diantaranya adalah kemajuan dalam bidang keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, militer dan bidang lainnya.

Umar bin Abdul Aziz namanya amat tersohor di kalangan umat muslim. Bahkan ada yang menjuluki umar sebagai Khulafaur Rasyidin yang kelima.

Hal ini tidak terlepas dari sifat dan karakter Umar bin Abdul Aziz hingga menjadi pemimpin yang dicintai masyarakat.

Baca Juga: 5 Fakta Dari Kisah Nyata Dibalik Film Incantation, Terjadi Pada Tahun 2005!

Menurut silsilah, Umar II julukan dari Umar bin Abdul Aziz lahir di kota Madinah pada tahun 682 M.

Ayahanda umar bernama Abdul Aziz, putra Khalifah Marwan bin Al-Hakam yang merupakan sepupu dari Khalifah Utsman bin Affan.

Sementara ibunya, Laila adalah cucu dari Umar bin Khattab. Sehingga Umar bin Abdul Aziz merupakan cicit dari Khalifah Umar ra.

Baca Juga: Kambing Ahlul Barzakh, Kisah Karomah Habib Sholeh Tanggul dan Habib Muhammad Kwitang

Dilansir Portal Grobogan dari berbagai sumber, setidaknya ada enam karakter Umar bin Abdul Aziz yang dapat dijadikan teladan bagi para pemimpin masa kini, diantaranya adalah;

Pertama, Umar II dikenal sebagai sosok yang religius,Taqwa kepada Allah SWT.

Bahkan ada yang menyebutkan bahwa Umar II ketika siang mengabdikan diri untuk kemasalahan umat dan saat malam hari menjadi seorang sufi yang fokus beribadah kepada Allah Swt.

Baca Juga: Sejarah Hari Raya Idul Adha, Simak Kisah Nabi Ibrahim AS

Kedua, Sifat Wara’ atau kehati-hatian. Umar bin Abdul Aziz dikenal sangat hati-hati dalam memutuskan sebuah perkara baik itu untuk diri sendiri maupun kemaslahatan umat.

Umar bahkan tidak ingin mencampurkan urusan pribadi dengan urusan kenegaraan.

Sebagai contoh adalah Umar rela mengembalikan semua hartanya kepada negara, bahkan harta keluarganya.

Baca Juga: Hikmah Dibalik Kisah Nabi Sulaiman yang Memiliki Banyak Istri dan Satu Anak

Hal itu karena Umar menghindari keragu-raguan harta yang diperoleh atau perkara syubhat.

Contoh yang paling masyhur adalah ketika umat tidak ingin menggunakan penerangan lilin milik negara untuk mengerjakan sesuatu yang bersifat pribadi meskipun dalam ruang yang sama.

Ketiga, hidup yang sederhana. Walaupun Umar memiliki fasilitas sebagaimana pemimpin negara, namun Umar memilih untuk hidup sederhana.

Kemewahan yang ditawarkan negara dikembalikan kepada negara.

Baca Juga: Misteri dan Kisah Kematian Nabi Sulaiman AS: Bukti Bahwa Jin tidak Selalu Tahu Hal Gaib

Hingga baju yang dikenakan pun tidak diganti. Singkat cerita saat Umar II sakit, ia mengenakan baju yang amat kusut dan lusuh.

Saat istri Umar ditanya sahabatnya, istri Umar menjawab, “demi Allah dia tidak punya baju selain itu, kalau pun ada semuanya sama seperti itu.”

Keempat, Egaliter atau bersifat sederajat. Umar tidak membeda-bedakan antara dirinya sebagai amir atau pemimpin dengan rakyat. Dimata Umar semua sama atau sederajat.

Suatu ketika Umar hendak tidur namun cuaca sangat panas hingga ia meminta tolong pembantunya untuk mengkipasinya.

Baca Juga: 6 Hikmah Kisah Nabi Ayub As dalam Menjalani Ujian dari Allah SWT, Salah Satunya Sabar

Sesaat kemudian, Umar tertidur dan sang pembantunya juga ikut ketiduran. Umar pun terbangun dan berbalik mengkipasi pembantunya tersebut.

Saat pembantunya terbangun, Umar berkata, “Kamu ini ‘kan manusia sama sepertiku, yang juga merasakan panas sepertiku. Aku hanya ingin membuatmu nyaman dengan kipas ini sebagaimana enak membuatku nyaman dengan ini tadi”.

Kelima, tawadhu’ atau rendah hati. Umar II merupakan sosok yang rendah hati dan tidak suka disanjung.

 

Suatu ketika saat beliau mengisi khutbah idul Fitri, banyak dari masyarakat yang kagum hingga menangis. Kemudian Umar menghentikan khutbahnya.

Salah seorang pejabat istana bertanya perihal tersebut. Umar pun menjawab,“Aku tidak suka disanjung dan dibangga-banggakan, nanti kalau saya pulang pasti mereka bilang, ‘Wah khalifah khutbahnya bagus’”.

Umar juga menolak saat masyarakat menawarkan untuk dimakamkan di sisi Rasulullah SAW ketika meninggal kelak.

Umar berdalih bahwa dirinya lebih suka menghadap Allah Swt dengan dosanya daripada menganggap dirinya layak mendapat kehormatan seperti itu.

Keenam, telaten dan sabar. Umar dikenal sebagai pribadi yang tidak suka tergesa-gesa dan sabar dalam menghadapi ujian.

Umar lebih melihat bagaimana dampak yang akan datang dari apapun yang diputuskan.

Umar lebih memilih mana yang lebih memberikan maslahat untuk umat dilihat dari segala sisi.

Begitulah karakter Umar bin Abdul Aziz yang bisa dijadikan sebagai teladan bagi kita khususnya dan para pemimpin pada umumnya.

Salah satu kutipan yang menarik dari Umar bin Abdul Aziz yang menunjukkan karakternya adalah:

“Ketahuilah! Aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian.”

Wallahu a’lam bissowab.***

Editor: Suci Lestari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini